Oleh Dani Nurjaman |
Rasulullah SAW. Pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Sebaik-baik manusia adalah zamanku, dan kemudian setelahnya, dan kemudian setelahnya.”
Dalam hadits ini Rasulullah SAW. Menegaskan bahwa sebaik-baiknya manusia yang harus jadi teladan umat islam di dunia ini dalam menjalankan kehidupannya adalah para sahabat, karena para sahabat merupakan orang yang paling dekat dengan Rasulullah, sehingga tidak diragukan lagi akhlakul karimahnya.
Para sahabatpun hidup seperti layaknya manusia biasa, ada yang kaya hartanya melimpah tapi mengelola hartanya dalam keimanan, ada juga yang hidupnya begitu sederhana tapi beliau sangat suka bersedekah, dan ada juga yang hidupnya jauh dari kaya raya apalagi bergelimang harta, sulit dalam kehidupan dunianya tetapi tetap bertaqwa kepada Allah dengan rasa ketentraman dalam menjalani kehidupannya. Mereka tidak merasa hina atas kemiskinannya justru mereka berlomba-lomba bersaing dengan sahabat yang lainya tidak mau kalah dalam beramal sedekah.
Diriwayatan bahwa Abu Dzar pernah berkata, ada para sahabat yang berkata “Wahai Rasulallah, orang-orang kaya itu mengumpulkan banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka bershadaqah dengan kelebihan harta mereka (sementara kami tidak bisa bershadaqah).”
Kemudian Rasululullah SAW. Menjawab “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu yang bisa kalian shadaqahkan? Sesungguhnya setiap tasbih (subhanallah) adalah shadaqah, setiap takbir (Allahu Akbar) adalah shadaqah, setiap tahmid (alhamdulillah) adalah shadaqah, setiap tahlil (laa ilaaha illallaah) adalah shadaqah, menyeru kepada kebaikan adalah shadaqah, mencegah kemungkaran adalah shadaqah, dan bersetubuh dengan istri juga shadaqah.”
Kemudian Para Sahabat bertanya “Wahai Rasulallah, apakah jika di antara kami menyalurkan hasrat biologisnya (kepada istrinya) juga mendapat pahala?” Rasululah menjawab: “Bukankah jika disalurkan pada yang haram dia berdosa? Maka demikian pula jika disalurkan pada yang halal, dia mendapatkan pahala.” Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim.
Begitu indah prangai para sahabat dalam menjalani hidupnya, mereka tidak merasa iri kepada orang lain yang lebih kaya dengan harta benda, mereka tidak khawatir dengan kemiskinan, yang mereka khawatirkan kalah dalam beramal shaleh.
Lima Kepribadian Sahabat Rasulullah SAW
Dr. Aidh Al-Qarni dalam buku fenomenalnya “La Tahzan” menuliskan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan para sahabat disebut sebagai sebaik-baik manusia. Dan ini menjadi kunci rahasia kesuksesan dunia akhirat mereka. Yaitu:
1. Menerapkan pola hidup sederhana dan tidak memaksakan diri.
Dalam menghadapi permasalahan dalam hidupnya para sahabat selalu bersikap wajar, tidak berlebihan dan sama sekali tidak pernah merasa terbebani atas masalah-masalah yang menimpanya, sebagaimana dalam Al-Quran Allah Berfirman.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ
“Dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah.” (QS. Al-A’la [87] : 8).
2. Memiliki ilmu yang luas dan penuh berkah
Tentunya para sahabat memiliki ilmu yang sangat luas, dan ilmunya bukan hanya sebagai pengetahuan saja pastinya beliau amalkan dalam kehidupannya.
إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fatir [35] : 28).
3. Amalan hati jauh lebih berat daripada ibadah fisik.
Dalam hati para sahabat ada keikhlasan, inabah, tawakal, kecintaan yang sangat mendalam kepada Allah, dan juga keinginan dekat dengan Allah yang memuncak. Hati mereka juga selalu diliputi rasa khawatir amal-amal yang dilakukan tidak berkenan di sisi Allah, perasaan takut jika siksa Allah menipanya, dan masih banyak lagi amalan-amalan hati yang lainnya.
4. Mengurangi kenikmatan dunia.
Seperti yang kita ketahui bahwa banyak dari para sahabat mereka menjalani hidup dengan sederhana, mereka melakukan hal itu secara sengaja, karena mereka semata-mata menghindar dari kemewahan duniawi yang dapat menggoyahkan keimanan. Kemewahan dunia juga dapat menjauhkan mereka dari rasa hidup tentram.
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُوراً
“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al Israa’ [17]: 19).
5. Menempatkan jihad sebagai amalan di atas amalan yang lain.
Karakter dan motto para sahabat adalah jihad. Karena dalam jihad terdapat dzikir, amal, serta pengorbanan dan gerak tubuh yang mampu menghilangkan keresahan dan kesedihan para sahabat. Kebahagiaan sejati dapat dirasakan seorang hamba dalam berjihad.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-ankabut [29]: 69).
Begitulah kehidupan para sahabat dengan ketentraman dan ketenangan, maka sudah seharusnya dijadikan teladan oleh umat islam saat ini.
Dalam hidup kita banyak sekali luka liku dan kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, tapi kita harus menjalaninya dengan sewajarnya tidak merasa terbebani, karena pastinya masih banyak yang patut kita syukri.
Jangan pernah kita merasa cemas akan permasalahan dalam hidup di dunia karena kita punya Allah, maka sebaiknya serahkan semuanya kepada-Nya yang berhak atas kita. Sehingga Allah akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam hati dan pikiran kita.
Meneladani para sahabat merupakan kunci sukses hidup di dunia yang fana ini. Oleh karena itu mari kita lebih mengenal para sahabat dan meneladani perangainya dan tentunya mereka sangat mulia di sisi Allah SWT.