Apakah Al Quran itu makhluk?
Semua muslim tahu bahwa Allah adalah tuhan, bukan makhluk. Tapi, tak ada seorang muslim pun yang meyakini tulisan "Allah" di kertas sebagai Allah itu sendiri, karena mereka paham perbedaan antara Allah dengan kertas bertuliskan nama Allah. Muslim menyembah Allah, bukan menyembah kertas bertuliskan nama Allah.
Begitu juga Al Quran. Ahlussunnah percaya bahwa Al Quran adalah kalam Allah, bukan makhluk, karena kalam Allah adalah makna, bukan benda fisik. Sedangkan kertas yang dijadikan mushaf adalah makhluk. Tinta yang digunakan untuk mencetak tulisan di mushaf juga makhluk. Suara Jibril juga makhluk.
Lalu apa yang bukan makhluk? Itulah makna ayat-ayat Allah yang tidak bisa dipahami oleh manusia kecuali dengan ditulis, diturunkan, diucapkan, dibaca, didengar, dihafal, disimpan dan sebagainya.
Tulisan adalah makhluk. Proses penurunan tulisan juga makhluk. Pengucapan tulisan juga makhluk. Bacaan qari juga makhluk. Hafalan manusia juga makhluk. Mushaf yang disimpan juga makhluk.
Lalu apa yang bukan makhluk? Sekali lagi, yang bukan makhluk adalah makna ayat-ayat Allah yang terwujud dalam lafaz-lafaz yang bisa dibaca dan dipahami tersebut. Makna-makna itu tak pernah tercipta. Itulah yang dimaksud bahwa Al Quran adalah kalam Allah dan bukan makhluk. Makna ayat-ayat Allah sudah ada bersama Allah tanpa permulaan. Itulah maksud Al Quran adalah bukan makhluk.
Berikut ini sejarah singkat Al Quran:
1. Dulu hanya ada Allah saja, tak ada selain Allah, termasuk mushaf, karena mushaf adalah makhluk.
Rasulullah SAW bersabda:
كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ وَخَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
"Dulu, hanya ada Allah saja dan tak ada selainNya. Dulu, Arasy Allah di atas air. Allah menulis di Adz Dzikr segala sesuatu. Allah menciptakan langit dan bumi." (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa dulu tak ada apapun selain Allah, termasuk Arasy, langit dan bumi. Hanya ada Allah saja. Hadis ini juga menunjukkan bahwa tulisan di Adz Dzikr adalah baru diciptakan.
2. Adz Dzikr adalah Lauhul Mahfuzh
Allah SWT berfirman:
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ﴿ ٩ ﴾
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz Dzikr dan Kami adalah penjaganya (Hafizhun)." (QS. Al-Hijr: 9)
بَلۡ هُوَ قُرۡءَانࣱ مَّجِیدࣱ﴿ ٢١ ﴾ فِی لَوۡحࣲ مَّحۡفُوظِۭ﴿ ٢٢ ﴾
"Dia adalah Quran Majid (bacaan yang mulia) di Lauh Mahfuzh (papan yang terjaga)." (QS. Al-Buruj 21-22)
3. Malaikat Jibril mengcopy Al Quran dari Lauhul Mahfuzh lalu menurunkannya ke Baitul Izzah di Langit Pertama. Peristiwa itu terjadi pada malam (lailatul) Qadar.
Allah SWT berfirman:
إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ﴿ ١ ﴾
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam Al Qadr." (QS. Al-Qadr: 1)
إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةࣲ مُّبَـٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِینَ﴿ ٣ ﴾
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam yang diberkati." (QS. Ad-Dukhan: 3)
4. Setelah diturunkan di Baitul Izzah di Langit Pertama, Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur selama hampir 23 tahun.
Ibnu Abbas RA berkata:
فُصِلَ الْقُرْآنُ مِنَ الذِّكْرِ فَوُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ مِنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَجَعَلَ جِبْرِيلُ يَنْزِلُ بِهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Al Quran dipisahkan dari Adz Dzikr lalu diletakkan di Baitul Izzah di Langit Terdekat lalu Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW." (HR. Al Hakim dan Ibnu Abi Syaibah. As Suyuthi berkata dalam Al Itqan: sanadnya sahih)
Ibnu Katsir berkata:
وَحَكَى الْإِجْمَاعُ عَلَى أَنَّهُ نَزَلَ جُمْلَةً وَاحِدَةً مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ إِلَى بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا.
"Beliau (Al Qurthubi) menukil ijma' bahwa Al Quran diturunkan secara serentak (sekaligus) dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di Langit Terdekat." (Al Itqan karya As Suyuthi, 1/148)
Demikianlah perjalanan Al Quran yang semula adalah makna yang berada pada Zat Allah dan merupakan sifat Allah, bukan makhluk. Kemudian menjadi tulisan yang diciptakan di Lauhul Mahfuzh. Kemudian dipisahkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di Langit Dunia. Setelah itu baru diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW selama hampir 23 tahun.
Sumber: hwmi